loading...
loading...
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh....Bapak/Ibu dimanapun anda berada, salam hangat selalu untuk kita semua, berikut informasi terupdate tentang Usulan Mendikbud Kurang Relevan
Usulan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy ihwal guru harus mengajar dua mata pelajaran mendapat tentangan. Salah satunya datang dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI) yang menilai usulan itu kurang relevan untuk diterapkan.
Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Satriawan Salim mengatakan, usulan itu bertolak belakang dengan Undang Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Tentu guru profesional itu yang linier dan punya sertifikat pendidik. Salah satu sertifikat pendidikan itu indikatornya adalah linieritas.
"Sertifikasi kalau saya dulu sarjana pendidikan fisika misalnya, saya mengajar fisika di Sekolah Mengah Atas (SMA). Itu linier jadi saya mengajar sesuai kompetensi. Terus saya harus mengajar biologi itu kan menyalahkan Undang-Undang guru dan dosen," ujarnya kepada INDOPOS melalui sambungan telepon di Jakarta, Selasa (18/12).
Menurutnya, salah satu strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memenuhi kekurangan guru itu dengan guru berkompetensi ganda tentu kurang relevan.
"Jadi ini kan cara pintas menteri untuk menyelesaikan kekurangan guru. Sebenarnya bukan kekurangan guru, karena yang sering saya sampaikan itu kelebihan guru. Tapi kekuranganya itu di daerah tertentu karena guru banyak di kota besar," jelas Satriawan Salim.
Justru usulan itu akan berdampak negatif terhadap calon guru. Semakin sedikit peluang mereka mengajar. Misalnya, guru dengan latar belakang pendidikan sosiologi harus mengajar sosiologi. Namun, harus pula mengajar sebagai guru sejarah karena memiliki keahlian ganda.
"Betul, ini sebetulnya cara lama, jadi ini masih tes juga. Jadi guru berkeahlian ganda ini berdasar mata pelajaran ya menyalahi undang-undang kan. Sertifikasinya nanti bagaimana? Kita kan sudah bicara sertifikasi kompetensi, linieritas. Ya gakan punya kompentensi lah guru sosiologi disuruh ngajar sejarah," beber Satriawan.
Seharusnya pemerintah lebih fokus menggelar latihan terhadap tenaga pendidik.
Mengingat sebagian guru belum dilatih dalam penerapan kurikulum 2013. "Ya, pelatihan guru aja diperkuat. mestinya pelatihan guru diperbanyak termasuk sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013, gurunya belum dilatih itu dirasakan oleh guru di Jakarta apalagi pelosok," ucapnya.
Sementara menurut Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Muhammad Ramli Rahim mengatakan, usulan itu pernah diterapkan sejak lama. Ada yang namanya alih fungsi atau keahlian ganda namun itu tidak efektif berjalan. Mestinya Kemendikbud mengeluarkan cara untuk menyederhanakan mata pelajaran karena jumlahnya terlalu banyak. Maka demikian jumlah kekurangan guru bisa teratasi.
"Kalau itu bisa disederhanakan, maka sebenarnya jumlah kekurangan guru kita bisa teratasi dengan mudah. Jadi mengusulkan guru mengajar dua mapel tidak serta merta menyelesaikan masalah yang bisa dilakukan menyederhanakan mapel," terang Muhammad Ramli Rahim.
Seperti dulu, tutur dia, penggabungan fisika dan biologi salah satu solusi mengurangi satu bidang ilmu. “Misalnya jika digabung menjadi mata pelajara IPA saja,” katanya.
Bila harus mewajibkan guru mengajar dua mapel itu solusinya tidak tepat. Bahkan usulan tersebut akan membutuhkan anggaran lagi. Banyak anggaran yang seharusnya digunakan untuk hal yang lebih kongkrit menekan angka kekurangan jumlah guru di Indonesia.
"Dan itu kan akan membutuhkan anggaran lagi, akan membutuhkan anggaran alih fungsi, keahilan, kemudian kenapa mengeluarkan anggaran lagi oleh Kemendikbud. bagaimana pemerintah menyederhanakan mata pelajaran yang sebenarnya hampir di setiap negara bisa diberlakukan," tukas Ramli.
Sumber: www.indopos.co.id
Demikian Informasi yang dapat kami sampaikan. Tetap kunjungi situs kami di untuk mempebarui informasi anda.Kami akan senantiasa memberikan berita terbaru, teraktual, terpopuler, yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya.Terima Kasih atas kunjungan anda.Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
loading...
0 Response to "USULAN MENDIKBUD KURANG RELEVAN"
Post a Comment